Kamis, 24 Mei 2012

Perkembangan Arsitektur


Periode Arsitektur Nusantara :
  • Arsitektur Era Hindu & Budha
  • Arsitektur Era Islam
  • Arsitektur Vernakular Nusantara
  • Arsitektur Kolonial
  • Arsitektur Pasca Kemerdekaan
 A. Arsitektur Era Hindu & Budha
  • Arsitektur era hindu dan budha berkembang pada abad ke – 13
  • Pada abad 8 s/d 10 ada 2 kerajaan utama, yaitu :

    • Syailendra di selatan jawa tengah (Yogyakarta)           budha mahayana/vajayana.
    • Sanjaya di utara jawa tengah (Semarang)             hindu aliran syiwa

  • Prasasti berupa Yupa dan Lingga Yoni
  • Peninggalan kerajaan/dinasti hindu – budha :
    • Candi Borobudur
    • Candi Muara Takus (dibuat oleh Sriwijaya di Sumatera)             Budha
    • Candi Plaosan
    • Candi Sewu (hindu – budha)
    • Candi Singosari
    • Candi Prambanan (hindu)
 B.      Arsitektur Era Islam
  • Islam masuk ke Indonesia ± pada abad ke – 13
  • Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan samudera di Aceh oleh Sultan Malik As Saleh pada tahun 1297
  • Kerajaan Samudera menjadi pelabuhan penting & pada abad ke 14 + 15, Malaka menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di nusantara
  • Beberapa kerajaan Islam yang ada adalah kerajaan ternate di maluku tahun 1430 dan kerajaan gowa di sulawesi pada abad ke – 15
  • Kerajaan majapahit mengalami masa surut pada awal abad ke – 17 dan berganti dengan kerajaan Islam demak, mataram, banten dan kemudian daerah jawa menjadi wilayah kerajaan Islam
  • Ada 2 macam kota yaitu kota pelabuhan dan kota benteng
  • Dari aspek lokasi, ada 2 macam kota lagi yaitu kota pesisir sebagai kota pelabuhan dan kota pedalaman sebagai kota administrasi
Ciri-ciri kota pedalaman :
  • Mempunyai poros utara-selatan, gunung-laut
  • Ada istana dan benteng yang mengelilinginya
  • Terdapat alun-alun
  • Istana berada di selatan
  • Masjid berada di barat alun-alun
Ciri-ciri kota pesisir
  • Berada di pinggir pantai/sungai, terkadang berada pada dataran rendah
  • Pelabuhan dan pasar menjadi titik sentral terbentuknya kota
  • Perkampungan etnik/fungsi pekerjaan
  • Terdapat alun-alun sebagai pusat berkumpul masyarakat
  • Poros meru tetap menjadi poros kota
Makam orang Islam
  • Merupakan tempat yang sakral
  • Biasanya dekat dengan masjid
Ciri-ciri makam : 
  • batu nisan, balok kayu persegi panjang dengan tulisan Al-Qur’an (Arab
  • Menghadap barat/membujur utara-selatan
Ciri-ciri masjid tradisional di Indonesia :
  • Orientasi bangunan ke arah barat
  • Ada parit berair atau kulah
  • Tiang soko guru
  • Atap tumpang dengan jumlah ganjil (1, 3, 5)
Tatanan ruang
  • Ruang utama sebagai tempat shalat
  • Mihrab sebagai tempat imam memimpin shalat
  • Mimbar sebagai tempat pemimpin agama berceramah/berkhotbah
  • Maksurah sebagai ruang khusus tembus pandang untuk para pemimpin shalat
  • Halaman terbuka, lapangan terbuka, taman dan disertai pancuran air untuk berwudhu
  • Serambi, koridor/selasar
  • Menara/minoret
  • Tempat berwudhu utk bersuci sblm shalat
Contoh
  • Masjid kudus
  • Masjid baiturrahim di aceh
  • Masjid chengho
  • Masjid pontianak
 C.      Arsitektur Vernakular
  • Adalah arsitektur yang dibentuk sesuai dengan lingkungan sumber daya setempat yang dibangun oleh masyarakatnya (menurut Paul Oliver)
Karakteristik Indonesia :
  • Iklim tropis (curah hujan dan kelembaban cukup tinggi)
  • Ragam etnis sangat tinggi
  • Ragam agama, religi
  • Mata pencaharian dominan adalah petani
  • Komunalistik masyarakat cukup tinggi
  • Simbol strukturalis dualistik sangat menonjol seperti kaja(gunung) – kalod(laut)
Ciri-ciri arsitektur vernakular
  • Bentuk atap miring dengan mahkota tanduk atau sejenisnya
  • Proporsi atap sangat besar
  • Bentuk rumah panggung
  • Bahan dari kayu/batu, sesuai dengan potensi setempat
  • Atap dedaunan
  • Bangunan dengan struktur rangka
  • Bentuk atap terkadang menonjol ke luar
D.      Arsitektur Kolonial
Fase :
Periode Abad 16 – 18
Awal tahun 1800 – 1920
Tahun 1920 – 1940 an

0 komentar:

Posting Komentar

Recent News

Follow DafrogaRAWK